Sabtu, 28 Januari 2017

INFORMASI OBAT-OBAT SYOK KARDIOGENIK

INFORMASI OBAT-OBAT SYOK KARDIOGENIK: DOPAMIN, DOBUTAMIN DAN NOREPINEFRIN

Syok kardiogenik adalah penyakit yang sering ditemui di instalasi gawat darurat. Sebagai dokter umum memiliki tanggung jawab untuk menguasai kompetensi penatalaksanaan kegawat daruratan pada syok kardiogenik. Hal yang pertama yang harus diketahui dokter dan apoteker adalah tanda syok kardiogenik. Syok kardiogenik ditandai dengan hipoperfusi sistemik karena depresi berat cardiac index dan hipotensi sistolik arterial yang menetap (<90 mmhg).

OBAT-OBAT SYOK KARDIOGENIK
Syok kardiogenik sering terjadi sebagai kelanjutan dari gagal jantung berat atau kelanjutan infark miokard yang luas. Dalam keadaan ini diperlukan obat-obat inotropik antara lain dopamin, dobutamin dan norepinefrin.
1. DOPAMIN
* INDIKASI: Syok kardiogenik, kondisi hipotensi berat atau kecenderungan syok setelah mendapat terapi cairan.
* MEKANISME : Bekerja sebagai agonis reseptor beta-1. Meningkatkan kontraktilitas miokard meningkatkan frekuensi denyut jantung. Efek klinis yang di harapkan setelah pemberian dopamin adalah peningkatan cardiac output dan tekanan darah. Memiliki efek renal, pemberian dopamin dalam dosis rendah memiliki efek proteksi terhadap renal.
* DOSIS: berikan secara drip1-5 mcg /kgbb/menit dan dapat di tingkatkan sampai 5-10 mcg/kgbb/menit. Pada kondisi syok berat boleh diberikan sampai 20-50 mcg/kgbb/menit.
* KONTRA INDIKASI: Hipertiroidisme, feokromositoma, takiaritmia, fibrilasi ventrikel, glaukoma sudut sempit, adenoma prostat.
* EFEK SAMPING: Hipertensi, aritmia pelebaran komplek qrs, azotemia dan iskemia miokard
* INTERAKSI OBAT: Potensiasi efek dengan penghambat MAO, fenotiazin, butirofenon, antagonistik dengan penghambat reseptor B adrenergik.
* SEDIAAN: Ampul 200mg/10 ml

2. DOBUTAMIN
* INDIKASI: Syok kardiogenik, kondisi hipotensi berat atau kecenderungan syok setelah mendapat terapi cairan.
* MEKANISME: bekerja sebagai agonis reseptor beta-2 adrenergik. Meningkatkan kontraktilitas miokard dan meningkatkan frekuensi denyut jantung. Efek klinis yang diharapkan setelah pemberian dobutamin adalah peningkatan cardiac output dan tekanan darah. Efek renal tidak ada. Efek takikardi lebih ringan dari dopamin. Dobutamin sering digunakan bersama dopamin dengan mempertahankan dosis dopamin tetap rendah dan meningkatkan dosis dobutamin secara bertahap untuk menstabilkan hemodinamik pada syok kardiogenik.
* DOSIS: Diberikan secara drip 2-15 mcg/kgbb/min dan pada kondisi syok berat boleh diberikan sampai 40 mcg/kgbb/min.
* KONTRAINDIKASI: Idiopathic hypertropic, riwayat hipersensitivitas terhadap dobutamin.
* EFEK SAMPING: Takikardia, palpitasi, hipertensi, aritmia ventrikel ektropik, mual, sakit kepala, angina pektoris dan napas pendek.
* INTERAKSI OBAT: Beta-blockers dan nitroprusside
*SEDIAAN: Ampul 250 mg/20 ml.

3. NOREPINEFRIN
* INDIKASI: Hipotensi dan syok, sebagai obat tambahan pada henti jantung.
* MEKANISME: Norepinefrin di sintesis dari dopamin dan dilepaskan oleh medulla adrenal ke sirkulasi. Agonis reseptor alfa-1. Aktivasi reseptor alfa adrenergik menyebabkan vasokontriksi dan meningkatkan tekanan darah. Frekuensi denyut jantung akan turun sebagai refleks kompensasi peningkatan tekanan darah.
* DOSIS: 1 ampul 4 mg dilarutkan dalam 1000 ml dektrose 5%. Infus 0,5-1 ml/menit.
* KONTRAINDIKASI: Hipertensi, kehamilan, laktasi. Hipotensi akibat defisit volume sirkulasi.
*
EFEK SAMPING: Bradikardia, iskemia selebral dan kardia, aritmia, ansietas, sakit kepala, nekrosis bila terjadi ekstravasasi infus.
* INTERAKSI OBAT: Potensiasi fek dengan penghambat mao, trisiklik antidepresan.

DAFTAR PUSTAKA
Aslam, mohammed, chik kaw tan, adi prayitno. 2003. Farmasi klinis (clinical pharmacy). Jakarta: PT elex media komputindo.
Posey, L. M, 2005, pharmacotherapy : A pathophysiologic approach, sixth edition, 117-119, the mc graw-hill companies inc, USA.
Raymond c, et al. 2009. Handbook of pharmaceutical excipient sixth edition.